Sihir Bollywood

Shah Rukh Khan dan film *Kuch Kuch Hota Hai* mungkin adalah ikon paling berkesan dalam pikiran saya tentang film India. Semasa pandemi, ketika saya menonton film *3 Idiots* di Netflix, saya mulai terkesan dengan film India yang menurut saya unik dan lucu dengan plot cerita yang menarik. Setelah itu, algoritma Netflix mulai merekomendasikan lebih banyak film India ke dalam pilihan-pilihan film di dashboard saya. Bayangan film India yang hanya menampilkan polisi yang datang terlambat atau korup mulai pudar. Saya mulai menonton berbagai genre, dari film hantu, komedi hingga kolosal, satu per satu dengan seksama.

Memang, secara keseluruhan mungkin para pemainnya itu-itu saja, tetapi beberapa film berhasil mengejutkan saya dengan alur cerita dan visual yang menarik. Beberapa contoh seri bertema tentang kekerasan terhadap perempuan yang banyak terjadi di India diangkat dalam beberapa film dan seri. Salah satu yang menarik adalah *Padman*, sebuah film yang terinspirasi dari kehidupan aktivis India, Arunachalam Muruganantham. Saat itu, menstruasi adalah hal yang tabu. Wanita harus tidur di luar seolah-olah mereka melakukan dosa. Lakshmi, suami yang sangat mencintai istrinya, mencoba membeli pembalut yang harganya sangat mahal. Membeli pembalut pun seperti aib dan harus bertransaksi diam-diam seperti membeli ganja. Lakshmi berinisiatif membuat pembalut sendiri yang ekonomis. Dengan keterbatasan pendidikan yang dimilikinya, selain harus bereksperimen dengan pembalut miliknya, dia juga harus melawan stigma masyarakat yang menganggapnya sebagai pria mesum.

*Pad Man* adalah film yang sangat mengedukasi. Film ini menunjukkan bagaimana adat budaya terkadang dapat mempersempit pola pikir masyarakat. Bahkan kesehatan yang merupakan hal penting, sering terabaikan karena dibutakan oleh kepercayaan zaman dahulu. Film yang berbalut komedi romantis ini cukup membuat saya mulai mencari-cari film India lainnya. Beberapa film bertema sosial dan olahraga yang dahulu tabu dalam budaya India kini mulai bermunculan.

Kemudian, saya menemukan film yang menurut saya sangat keren berjudul *RRR*. Cerita sederhana dibalut dengan kelebayan khas India, digabung dengan unsur Marvel Universe serta berbalut mitologi. Pembahasan dimulai ketika teman dekat saya juga menonton film ini. Kami seru membahas visual, tarian, efek film, sampai dengan lagunya, dan akhirnya kami menyimpulkan satu kata: “EPIC”. Tersiar kabar bahwa film *RRR* ini masuk nominasi Oscar untuk Best Original Song, menandakan bahwa Oscar mulai melirik Asia.

Genre kolosal bertema sejarah juga menarik perhatian saya. Secara visual, film-film ini sangat menarik dengan warna hingga set yang megah, dan beberapa film sudah menggunakan efek khusus yang menyamai Hollywood. Dengan berbagai genre dan kekuatan industri hiburan serta semakin modernnya negara India, tidak salah jika transfer budaya menjadi cepat dan India menjadi negara berkembang yang bersaing dengan Korea Selatan. Mungkin Indonesia bisa banyak belajar dari India tentang konsistensi dalam berkarya. Kekayaan latar budaya dan agama yang beragam dari warna-warni Rajasthan hingga ritual India Selatan menjadi aset sinema yang mumpuni. India bisa merilis hingga 800 film dalam setahun.

Film adalah bagian hidup di India. Film India hidup dari energi, tari, warna, dan kemampuan bercerita lewat melodi. Persepsi Barat tentang film India bukan lagi tentang sadhu, kemiskinan, gajah, atau sapi, tetapi telah banyak berubah. Mulai dari genre laga, komedi, drama hingga romansa, mungkin di India, kegiatan yang paling menyenangkan setelah seks adalah menonton film. Dalam film dokumenter *The Romantics*, dibahas tentang sutradara Yash Chopra yang banyak memproduksi film klasik India dengan nuansa romansa. Beberapa film cult dengan rating B juga banyak diproduksi di India. Saya sempat menonton serial dokumenter berjudul *Cinema…Marte Dum Tak*, yang mengeksplorasi kehidupan dan masa empat pembuat film cult dari dunia kamp bioskop, saat mereka mulai membuat film yang selalu mereka impikan. 

Terlepas dari semua itu, India memang penuh misteri. Bahkan The Beatles menemukan warna baru dalam bermusik ketika mereka ke India, dan juga pelajaran hidup yang didapat Steve Jobs di India.